Minggu, 01 Juni 2014

Almamater Sebagai Simbol



Mahasiswa adalah bagian dari orang-orang yang termasuk kaum intelektual. Tapi terkadang mahasiswa itu tidak pernah menyadari hal seperti itu. Ia hanya kuliah untuk mencari hiburan dan hura-hura belaka. Kebanyakan mahasiswa sekarang kuliah bukan dengan sepenuh hati, tetapi hanya ada beberapa faktor yang membuatnya untuk kuliah, salah satunya  adalah paksaan atau kehendak dari orang tua.
Pada hakekatnya kehendak orang tua itu bisa saja menjadi motivasi bagi sianak, namun sianak tidak menyadari hal yang demikian. Malahan kehendak orang tua yang ingin anaknya menjadi seorang yang sukses itu malahan  selalu diabaikan oleh sianak.
Seperti halnya dikampus-kampus, yang pernah saya temukan, ada  salah seorang mahasiswa yang mengatakan bahwa “saya kuliah bukan untuk saya, tetapi untuk orang tua saya, karena orang tua saya yang menyuruh untuk kuliah”. Nah, dalam arti kata mahasiswa tersebut tidak memikirkan dan tidak mencerna apa yang disampaikan oleh orang tuanya. Padahal, yang disampaikan/kehendak orang tuanya itu, hanya demi masa depannya sendiri.
Selain itu, juga ada faktor yang tidak mendukung mahasiswa menjadi lebih pintar/kritis/intelektual disuatu kampus, yaitu faktor sarana. Sarana yang kurang memadai juga akan membuat mahasiswa menjadi lebih malas untuk berusaha menggali ilmu (belajar). Karena, kebanyakan mahasiswa sekarang berkuliah hanya tergantung pada sarana yang ada. Misalnya saja Sarana yang kurang nyaman tidak akan membuat mahasiswa bersemangat untuk berkuliah. Dalam suatu istilah “mahasiswa sekarang hanya melihat baground, bukan melihat kualitas”.
Andaikan saja, apabila mahasiswa sadar dengan apa tujuannya untuk kuliah, dan kenapa orang tuanya memaksa untuk berkuliah, maka dari itu akan banyak terlahir kaum intelektual yang berasal dari mahasiswa. Sayangnya pada saat sekarang ini masih belum maksimal hal itu terjadi. Karena seperti yang sudah ulas pada awal paragraph tadi, bahwa mahasiswa sekarang banyak yang hura-hura untuk  berkuliah.
Mahasiswa yang sadar akan apa tujuannya untuk  berkuliah, biasanya mahasiswa tersebut selalu sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan perkuliahan. Seperti halnya pernah saya temukan salah seorang mahasiswa  berinisial AG yang sibuk dengan kegiatan kuliah maupun ikut organisasi yang ada di kampus. Setelah ditanya, kenapa dia bisa sibuk seperti itu?  Ia mengatakan bahwa “ilmu itu untuk dirinya dan untuk semua orang”. Nah dengan demikian, Menurut saya, mahasiswa seperti ini patut ditiru, karena dia sadar akan apa yang ingin dicapai dan untuk apa tujuannya berkuliah.
Maka dari itu, mahasiswa yang sadar dengan apa tujuannya berkuliah akan berbeda kemampuannya dengan mahasiswa yang hanya hura-hura, baik dibidang ilmu pengetahuan umum maupun dibidang intelegen (intelektual) masing-masing individu.
Dan pada hakikatnya, untuk menjadi mahasiswa yang intelektual itu tidak semudah apa yang telah kita pikirkan selama ini. Paling tidak seorang mahasiswa yang intelektual itu sudah bisa memikirkan hal yang terbaik untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Jadi, apabila  kita ingin menjadi sebagai mahasiswa intelektual yang sesungguhnya, mulailah dari sekarang untuk berpikir yang lebih baik agar tujuan kita tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar